Search Engine

Jumat, 16 Juli 2010

YUSRIL MELAWAN....................




Jakarta - 'Terlanjur basah, ya sudah mandi sekali'. Itulah pepatah yang mungkin saat ini sedang dilakoni oleh mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra. Yusril membabi buta mengeluarkan 'jurus-jurus' jitunya untuk melawan status tersangka yang disandangkan kepadanya oleh Kejagung.

Pasca-penetapan status tersangka atas dirinya, profesor hukum tata negara ini langsung mempertanyakan keabsahan Jaksa Agung Hendarman Supandji, pemimpin institusi yang menetapkannya sebagai tersangka. Apa senjata Yusril?

Ternyata, senjata Yusril adalah UU 16/2004 tentang Kejaksaan RI, Kepres 187/2004, Kepres 31/2007 dan Kepres 83/2009. Produk-produk hukum di atas dijadikan landasan hukum Yusril untuk menyebutkan posisi Jaksa Agung saat ini ilegal.

"Saya sudah menunjukkan UU 16/2004 tentang Kejaksaan RI, Kepres 187/2004, Kepres 31/2007 dan Kepres 83/2009," kata Yusril usai diperiksa di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Selasa (13/7/2010) lalu.

Yusril beberapa kali telah dipanggil ke Kejagung untuk diperiksa tekait dengan kasus dugaan korupsi Sisminbakum. Namun dia selalu menolak. Pertama, Yusril malah sempat tertahan di dalam kompleks Kejagung lantaran menolak diperiksa sebagai tersangka. Mobil yang dipakai Yusril tak bisa keluar lantaran semua pintu keluar terkunci rapat. Tapi akhirnya dia 'dilepaskan'.

Yusril sempat datang lagi ke Kejagung, tapi tidak banyak memberikan keterangan. Terakhir, melalui kuasa hukumnya, Yusril meminta penundaan pemeriksaan lantaran pada saat yang bersamaan harus menjalani sidang pemeriksaan uji materi UU Kejaksaan yang dia mohonkan ke Mahkamah Konstitusi. Dia berharap, kasus hukum yang dideranya diselesaikan setelah MK memutus permohonannya.

Soal uji materi UU Kejaksaan, pria yang pernah berperan sebagai Laksamana Cheng Ho dalam serial di televisi ini pernah menantang berdebat kepada mantan bosnya, Presiden SBY dalam sidang di MK.

Tak cuma uji materi UU Kejaksaan, Yusril juga mengeluarkan jurus-jurus mautnya. Berbekal pengetahuan yang luas tentang ilmu tata negara dan pengalaman, kakak politisi Yusron Ihza Mahendra ini mengancam akan blak-blakan soal berbagai skandal yang diduga melibatkan pemerintah di dalamnya. Mulai kasus Bank Century, kasus Hotel Hilton, serta kasus Sisminbakum.

"Oke, tapi Sisminbakum selesaikan dulu," kata Yusril berjanji untuk bongkar kasus Century di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (16/7/2010) kemarin. Bagi pria asal Bangka Belitung tersebut, mati satu, mati semua.

Dalam kasus Sisminbakum, Yusril mengaku cuma dijadikan sebagai kambing hitam saja. Padahal, aktor utama kasus ini adalah Hari Tanoe Soedibyo dan Mbak Tutut. Dia bahkan mengaku sudah menjadi 'incaran' SBY sejak jadi menteri. "Saya sebelum turun, saya sudah diutak-atik," aku Yusril.

Yusril menceritakan, sebelum lengser dari jabatan Mensesneg, ia pernah ditunjuk Presiden SBY sebagai Ketua Panitia Pelaksana Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 2005. Perhelatan akbar itu menghadirkan 144 presiden dan raja.

Tapi belum rambung dia membuat laporan acara itu, ada pernyataan dari Sudi SIlalahi pada waktu itu kalau dia mau diperksa. "Sejak itu saya berpikir, saya tidak aman deh," imbuhnya.

Pria yang dua hari lalu bikin heboh lantaran menolak debat dengan Denny Indrayana ini pun menuding DPR ikut 'main' dalam kasus Sisminbakum. Dia menuding politisi Golkar Bambang Soesatyo Cs sebagai orang yang mengintervensi Kejagung dalam kasus Sisminbakum. Atas tuduhan Yusril ini, Bambang Soesatyo dengan tegas membantahnya.

Yusril pun juga menganggap para pejabat yang berada di bawah Jaksa Agung, termasuk Jampidsus tidak sah. "Karena Jaksa Agung tidak sah, maka pengangkatan Jampidsus oleh presiden tidak sah dan cacat hukum " ujarnya enteng.

Apalagi jurus-jurus maut yang akan dilontarkan oleh sang Laksamana Cheng Ho? Pastinya akan semakin seru saja politik dan hukum di negeri ini lantaran kasus Yusril.

Namun, upaya Yusril menyoal legalitas Jaksa Agung, mengadukan Hendarman Supandji ke polisi, mengajukan UU Kejaksaan ke Mahkamah Konstitusi, dan rencana meminta perlindungan ke LPSK, semuanya dianggap upaya Yusril untuk membela diri.

"Oleh karena itu, saya berpikir, sebaiknya kita fokus untuk menyelesaikan masalah intinya, yaitu dugaan korupsi Sisminbakum. Dan tidak justru untuk memperdebatkan jurus-jurus pembelaan oleh Yusril," kata Staf Khusus Presiden bidang Hukum Denny Indrayana.

Jakarta - Berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lebih memilih tinggal di Cikeas, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau almarhum Gus Dur lebih memilih Istana Negara sebagai tempat tinggal. Alasannya: demi penghematan uang negara!

Hal ini diungkapkan oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid. Menurut Yenny, Istana Negara sebenarnya sangat tidak nyaman untuk ditinggali, karena selain banyak nyamuk, AC-nya terlalu dingin, suasananya juga seram.

"Istana sangat tidak nyaman untuk ditinggali, penuh nyamuk, dingin karena AC-nya sentral, serem suasananya. Tapi Gus Dur memutuskan tinggal disana untuk menghemat uang negara," kata Yenny dalam akun Twitternya, Jumat (16/7/2010) malam.

Soal Istana yang serem ini, Yenny punya cerita. Adiknya, Inayah, sering diganggu oleh mahluk halus. Tapi Yenny mengaku tidak pernah diganggu.

"Bener, adikku Inayah yang paling sering digangguin (mahluk halus)," ungkap wanita yang pada Agustus 2010 nanti akan mendapatkan buah hati ini.

"Tapi kayaknya hantunya lebih takut sama saya, lebih menyeramkan soalnya hehe," tulis Yenny bercanda saat menimpali pertanyaan pengguna Twitter lain.

Yenny pun berharap, Presiden SBY mengikuti langkah GUs Dur yang mau tinggal di Istana meski tidak nyaman. Kalau dari awal SBY melakukan hal itu, imbuh Yenny, tentu surat pembaca di harian Kompas yang komplain rombongan SBY bikin macet tidak akan terjadi.

"Andai presiden punya pikiran seperti Gus Dur, Insya Allah gak ada surat pembaca yang bikin heboh Istana seperti hari ini," kata wanita berkerudung yang pernah berprofesi sebagai jurnalis tersebut.

Jumat, 09 Juli 2010

Islam yang Ikhsan......Bisa kah kita?

















Ihsan (bahasa Arab: احسان) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti "kesempurnaan" atau "terbaik." Dalam terminologi agama Islam,


Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut menyakinkan diri bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Berdasarkan hadist riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra.:

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Pada suatu hari, Rasulullah SAW muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seseorang dan berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Iman itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para utusan-Nya, dan beriman kepada Hari Kebangkitan akhir".
Orang itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Islam, yaitu engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat fardhu, memberikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadhan".
Orang itu kembali bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu".
Orang itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, kapankah Hari Kiamat itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang menanya. Apabila ada budak perempuan melahirkan majikannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila ada orang yang semula miskin menjadi pimpinan manusia, maka itu termasuk di antara tandanya. Apabila orang-orang yang tadinya menggembalakan ternak saling berlomba memperindah bangunan, maka itu termasuk di antara tandanya. Ada lima hal yang hanya diketahui oleh Allah".
Kemudian Rasulullah SAW membaca Surat Luqman ayat 34: "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya saja lah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
Kemudian orang itu berlalu. Lalu Rasulullah SAW bersabda: "Panggillah orang itu kembali!". Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat sesuatu pun. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Itu tadi adalah Jibril, yang datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama mereka".

Islam Mencakup 3 Tingkatan

Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari pernah didatangi malaikat Jibril dalam wujud seorang lelaki yang tidak dikenali jatidirinya oleh para sahabat yang ada pada saat itu, dia menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan Ihsan. Setelah beliau menjawab berbagai pertanyaan Jibril dan dia pun telah meninggalkan mereka, maka pada suatu kesempatan Rosululloh bertanya kepada sahabat Umar bin Khoththob, “Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ?” Maka Umar menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lah yang lebih tahu”. Nabi pun bersabda,“Sesungguhnya dia itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim). Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh mengatakan: Di dalam (penggalan) hadits ini terdapat dalil bahwasanya Iman, Islam dan Ihsan semuanya diberi nama ad din/agama (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 23). Jadi agama Islam yang kita anut ini mencakup 3 tingkatan; Islam, Iman dan Ihsan.

Tingkatan Islam

Di dalam hadits tersebut, ketika Rosululloh ditanya tentang Islam beliau menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat, berpuasa romadhon dan berhaji ke Baitulloh jika engkau mampu untuk menempuh perjalanan ke sana”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini ialah bahwa Islam itu terdiri dari 5 rukun (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 14). Jadi Islam yang dimaksud disini adalah amalan-amalan lahiriyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.

Tingkatan Iman

Selanjutnya Nabi ditanya mengenai iman. Beliau bersabda, “Iman itu ialah engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rosul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qodho’ dan qodar; yang baik maupun yang buruk”. Jadi Iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara islam dan iman, ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-sama, maka ketika itu islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati, akan tetapi bila sebutkan secara mutlak salah satunya (islam saja atau iman saja) maka sudah mencakup yang lainnya. Seperti dalam firman Alloh Ta’ala, “Dan Aku telah ridho Islam menjadi agama kalian.” (Al Ma’idah : 3) maka kata Islam di sini sudah mencakup islam dan iman… (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 17).

Tingkatan Ihsan

Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di derajat kedua yaitu: menyembah kepada Alloh dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, oleh karena itulah Nabi bersabda, “Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu” artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 21). Jadi tingkatan ihsan ini mencakup perkara lahir maupun batin.

Bagaimana Mengkompromikan Ketiga Istilah Ini?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan yang maknanya, Bila dibandingkan dengan iman maka Ihsan itu lebih luas cakupannya bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada iman bila ditinjau dari orang yang sampai pada derajat ihsan. Sedangkan iman itu lebih luas daripada islam bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada islam bila ditinjau dari orang yang mencapai derajat iman. Maka di dalam sikap ihsan sudah terkumpul di dalamnya iman dan islam. Sehingga orang yang bersikap ihsan itu lebih istimewa dibandingkan orang-orang mu’min yang lain, dan orang yang mu’min itu juga lebih istimewa dibandingkan orang-orang muslim yang lain… (At Tauhid li shoffil awwal al ‘aali, Syaikh Sholih Fauzan, hlm. 63)

Muslim, Mu’min dan Muhsin

Oleh karena itulah para ulama’ muhaqqiq/peneliti menyatakan bahwa setiap mu’min pasti muslim, karena orang yang telah merealisasikan iman sehingga iman itu tertanam kuat di dalam hatinya pasti akan melaksanakan amal-amal islam/amalan lahir. Dan belum tentu setiap muslim itu pasti mu’min, karena bisa jadi imannya sangat lemah sehingga hatinya tidak meyakini keimanannya dengan sempurna walaupun dia melakukan amalan-amalan lahir dengan anggota badannya, sehingga statusnya hanya muslim saja dan tidak tergolong mu’min dengan iman yang sempurna. Sebagaimana Alloh Ta’ala telah berfirman, “Orang-orang Arab Badui itu mengatakan ‘Kami telah beriman’. Katakanlah ‘Kalian belumlah beriman tapi hendaklah kalian mengatakan: ‘Kami telah berislam’.” (Al Hujuroot: 14). Dengan demikian jelaslah sudah bahwasanya agama ini memang memiliki tingkatan-tingkatan, dimana satu tingkatan lebih tinggi daripada yang lainnya. Tingkatan pertama yaitu islam, kemudian tingkatan yang lebih tinggi dari itu adalah iman, kemudian yang lebih tinggi dari tingkatan iman adalah ihsan (At Tauhid li shoffil awwal al ‘aali, Syaikh Sholih Fauzan, hlm. 64)

Kesimpulan

Dari hadits serta penjelasan di atas maka teranglah bagi kita bahwasanya pembagian agama ini menjadi tingkatan Syari’at, Ma’rifat dan Hakikat tidaklah dikenal oleh para ulama baik di kalangan sahabat, tabi’in maupun tabi’ut tabi’in; generasi terbaik ummat ini. Pembagian yang syar’i adalah sebagaimana disampaikan oleh Nabi yaitu islam, iman dan ihsan dengan penjelasan sebagaimana di atas. Maka ini menunjukkan pula kepada kita alangkah berbahayanya pemahaman sufi semacam itu. Lalu bagaimana mungkin mereka bisa mencapai keridhoan Alloh Ta’ala kalau cara beribadah yang mereka tempuh justeru menyimpang dari petunjuk Rosululloh ? Alangkah benar Nabi yang telah bersabda, “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari kami maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim). Barangsiapa yang ingin mencapai derajat muhsin maka dia pun harus muslim dan mu’min. Tidak sebagaimana anggapan tarekat sufiyah yang membolehkan orang yang telah mencapai Ma’rifat untuk meninggalkan syari’at

Jumat, 02 Juli 2010

Mukjizat Allah Turun di Gaza


Allah Maha BesarSemua ini berkat Qudrat dan Iradah dari Allah.Peristiwa yang terjadi di Gaza juga demikian. Banyak ayat-ayat Allah terbukti. Banyak mukjizat Allah turun. Banyak keajaiban-keajaiban Allah terjadi. Itu yang dialami oleh pejuang Palestina, para syuhada Gaza. berikut data-datanya:

Dr. Muawiyah Hassanein, Direktur Ambulan Darurat dan Departemen Kesehatan di Gaza menceritakan:

“Para syuhada yang meninggal berhari-hari dan berminggu-minggu masih menorehkan darah segar dari tubuhnya. Kami dan semua orang di sini sangat terkejut.”

Syahid ‘Iyan berkata: “Saya menyaksikan orang yang gugur syahid tersenyum, meskipun kondisi tubuhnya hancur, lagi juga darahnya masih segar.”

Seorang dokter yang bertugas di Gaza sedang menerima korban dari salah satu pasukan Al Qassam, ia terkena peluru di dadanya. Sang mujahid ini tidak lupa menaruh mushhaf Al Qur’an dan buku wirid harian di sakunya. Ia selamat karena peluru terpental dan Al Qur’an pun masih utuh. Sekarang ia sudah sembuh, wal hamdulillah.

Abu Qudamah, salah seorang komandan lapangan Hamas di wilayah Timur Az Zaitun, Kota Gaza bercerita:

“Saya dan beberapa pejuang sedang menunggu kesempatan untuk menyerang tank-tank Israel. Kami berdoa agar Allah menurunkan tentara-Nya dari langit membantu kami. Seketika tanpa ada pendahuluan turunlah awan tebal menyelimuti wilayah kami. Kami masuk di antara puluhan tank-tank itu tanpa diketahui oleh musuh dan tidak bisa dilacak oleh pesawat-pesawat pengintai yang lalu-lalang di udara. Kami mampu meledakkan tangki tank-tank itu, 5 tentara Israel tewas dan puluhan luka-luka.”

Ketika pesawat-pesawat Israel membombardir di salah satu kota Gaza, turunlah hujan lebat di wilayah itu saja, tidak dilainnya, yang menyebabkan pesawat-pesawat itu mengalami kendala terbang berjam-jam dan tidak bisa melanjutkan pembombardirannya.

Dua orang dokter berkebangsaan Yordania bertugas di Gaza sedang bercakap dengan sekelompok mujahidin:

“Kami sedang mengawasi gerak-gerik tentara Israel dari lantai dua, mereka ingin masuk ke dalam. Karena salah seorang mujahidin dari kami telah memasang ranjau di pintu masuk, meledakkalah ranjau itu bersamaan tewasnya tentara Israel. Mendengar serangan itu, tentara Israel yang lain mengepung bangunan kami, terjadilah pertempuran sengit sampai jam dua pagi. Jam dua kami ketiduran sampai jam lima pagi. Kami bangun untuk melihat situasi, ternyata tentara Israel telah hengkang.”

Syaikh Abu Bilal di perkemahan Rafah berkata:

“Kamu jangan mengira bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu mati, mereka bahkan hidup, tapi kamu tidak mengetahui.”Al Baqarah:154. Mereka para syuhada diposisikan setelah derajat orang-orang yang benar imannya dan sebelum orang-orang shaleh di dalam Al Qur’an. Allah swt. berfirman:

“Barangsiapa menta’ati Allah, dan Rasul, mereka bersama orang-orang yang Allah beri nikmat kepada mereka, di antara mereka para nabi-nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Merekalah sebaik-baik teman.”An Nisa’:69-70. Beliau menambahkan bahwa “Jasad para syuhada masih segar, karena ruh mereka layaknya memakan buah di syurga, ini juga yang menyebabkan semerbaknya bau wangi misk. Darah masih segar, janggut tumbuh. Sebagian syuhada yang dua tahun lamanya, atau berpuluh tahun bahkan beradab-abad tidak rusak jasadnya dan tidak dimakan oleh mikrobat dan cacing tanah.”

Wangi semerbak minyak kesturi juga keluar dari jasad prajurit Al Qassam, Muhammad Abu Sya’r. Dia termasuk bagian korban serangan bom pesawat Israel. Bau harum itu tercium oleh orang yang menemukannya, kabar kesyahidannya tersebar ke pelosok masjid. Para pemuda masjid berbondong melihatnya. Mereka bertahmid, bertahlil dan bertakbir mengangungkan Asma Allah atas keajaiban para syuhada.

Tenaga medis menceritakan, kami berangkat untuk menolong orang yang luka-luka di sebelah Utara Gaza, ketika itu tentara Israel menembaki sekeliling kaki kami. Kami katakan: “Kenapa kalian melakukan ini, kami bukan tentara, kami tidak bawa senjata apalagi bom.” Salah seorang tentara Israel berteriak: “Kalian orang Arab, kalian memakai pakaian putih, kalian malaikat, kalian berperang bersama Hamas.”

Salah seorang tentara Israel sedang diwawancarai oleh media Israel, ia mengatakan kehilangan penglihatannya gara-gara melihat seorang pemuda yang memakai baju putih, melemparinya dengan segenggam debu, seketika itu saya buta.

Tentara yang lain menceritakan, bahwa pejuang perlawanan memancing mereka dalam banyak pertempuran laksana memancing ayam dan itik.

Pengakuan tentara Israel yang lain, ia melihat banyak tentara Israel terluka dan ditembaki dari arah kanan dan kiri, namun tidak ditemukan dan tidak diketahui dari mana tembakan itu berasal.

Sejumlah wartawan yang meliput perang di Gaza menceritakan, kami bersembunyi dari bombardir. Ketika situasi reda, kami dikejutkan oleh seorang yang keluar dari puing-puing reruntuhan bangunan sembari membawa roket, ia salah satu mujahidin pelontar roket yang menghadang kekuatan penjajah. Ia hadir dan menyelinap sekejap, laksana ditelan bumi. (it/ut/dakwatuna

Kamis, 01 Juli 2010

Humor "Indonesia yang terhebat"



pada suatu hari, ada beberapa negara yang sedang membanggakan teknologi zaman dahulu. para arkeolog berkumpul dan mulai bercerita tentang kehebatan peninggalan sejarah masing2.

Mexico:

Arkeolog Mexico melaporkan,bahwa mereka melakukan penggalian diantara reruntuhan peradaban Aztec. Setelah melakukan penggalian sedalam 300m mereka menemukan kotak surat. Dapat diambil kesimpulan bahwa 500 tahun yang lalu, suku Aztec sudah mengenal surat menyurat dalam berkomunikasi.

Mesir:
Ahli purbakala Mesir yang telah melakukan penggalian di sebelah patung spinx menemukan kabel telepon pada kedalaman 200m. Bangsa Mesir mengklaim mereka sudah mengenal telepon sejak jaman King Tut.

China:
Setelah melakukan penelitian diantara patung Teracota, ditemukan serat kaca. Bangsa China mengklaim peradaban mereka lebih maju dari bangsa Mesir, karena sudah mengenal fiber optic sejak dinasti Ming.

Indonesia:
Dinas purbakala Pemda Magelang yang melakukan penggalian disamping candi Borobudur sampai kedalaman 100 meter tidak menemukan apa-apa. Dilanjutkan sampai kedalaman 500meter lalu 1000 meter. Mereka tetap tidak menemukan sesuatu selain tanah dan batu. Kemudian mereka mengambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia ternyata paling maju dan modern dari bangsa-bangsa di dunia. Hal ini dibuktikan Sejak jaman dinasti Saylendra bangsa kita sudah menggunakan.... teknologi wireless.